Kamis, 27 November 2008

MAKNA TERTINGGI SHALAT ARBAIN

Jemaah haji Indonesia yang berangkat dalam gelombang I kini tengah berada di Madinah Al Munawarah. Mereka berada di sana selama 8-9 hari lamanya. Berbagai aktifitas ibadah mereka lakukan di sana . Mulai dari shalat fardhu yang lima waktu, ibadah-ibadah sunnah, berziyarah ke makam Rasulullah Saw dan para sahabat, dan melakukan Shalat Arbain. Apa itu Arbain? Arbain adalah sebuah silsilah ibadah shalat fardhu yang dilakukan sebanyak 40 kali tanpa terputus sekalipun. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw yang berbunyi:
Dari Anas bin Malik yang diriwayatkan secara marfu'' bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang shalat di masjidku (nabawi) sebanyak 40 kali shalat tidak terlewat satu kali pun, maka telah ditetapkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari adzab dan kemunafikan. " (HR Ahmad dan At-Thabrany)
Meski terdapat perdebatan mengenai status hadits ini, namun yang perlu menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana hikmah terpenting yang dapat diambil dari pelajaran Shalat Arbain bagi setiap jemaah haji yang melakukannya.
Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa shalat di masjid Nabawi pahalanya adalah 1000 kali lipat dibanding shalat di tempat lain. Sebagaimana sabdanya:
Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya. (HR. Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).

Hadits ini menjadi stimulan dan motivasi bagi setiap muslim yang berada di Madinah untuk memperbanyak ibadah di masjid Nabawi wa bil khusus ibadah shalat baik fardhu maupun sunnah. Maka tak jarang demi mempertahankan shalat berjamaah di Masjid Nabawi, terlihat banyak sekali jemaah haji yang rela beri'tikaf di masjid berlama-lama hanya demi menunggu datangnya waktu shalat berjamaah. Dari waktu shalat yang satu ke waktu yang lain mereka semua menanti dengan penuh harap. Hal ini seperti yang digambarkan dalam hadits Rasulullah Saw:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bertanya, 'Maukah kalian aku tunjukan amalan yang dapat menghapus dosa-dosa dan dapat mengangkat derajat (di surga)?". Para Sahabat menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Yaitu menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke mesjid dan menunggu shalat setelah selesai shalat. Itulah yang harus kalian utamakan.'" (HR. Muslim)

Spirit yang mereka rasakan saat menjalankan ibadah Shalat Arbain di Masjid Nabawi adalah betapa mereka merasa sayang apabila tertinggal shalat berjamaah meski hanya satu kali, sebab hal itu akan membuat Arbain yang hendak mereka capai menjadi gugur.
Pernah suatu saat ada seorang jemaah haji dari Indonesia yang begitu sigap menghadiri shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Namun begitu terdengar iqamah berkumandang, tiba-tiba ia merasakan perutnya tidak beres dan ia pun pergi ke toilet untuk mengambil air wudhu lagi. Ia hanya tertinggal takbiratul ihram imam shalat, bukannya tertinggal shalat berjamaah. Namun ia menyatakan penyesalannya sebab ia datang terlambat menghadiri shalat berjamaah.
Begitu bersemangat dan pantang menyerah mereka mempertahankan shalat berjamaah di masjid Nabawi. Dan itulah gambaran kaum muslimin sejati yang sigap menjawab panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang.

Jemaah haji yang tengah menjalani ibadah Shalat Arbain di Madinah tengah belajar menghilangkan sifat kemunafikan dalam diri mereka dan menghadiri panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang. Hal itu seperti yang termaktub dalam hadits Shalat Arbain di atas bahwa hikmah dari ibadah tersebut adalah membebaskan manusia dari sifat munafik dan membebaskan mereka dari belenggu api neraka.
Hanya muslim yang berpasrah diri kepada Allah yang ringan untuk menjawab pangggilan Allah Swt, baik secara jiwa maupun harta. Maka ibadah shalat fardhu empat puluh waktu atau Arbain inilah yang melatih mereka untuk menjadi hamba Allah yang tulen, yang terbebas dari kungkungan dunia dan terbebas dari belenggu kemunafikan dirinya.
Semoga sekembalinya para jemaah haji dari tanah suci, mereka akan terus diberi kekuatan untuk menghadiri shalat berjamaah di rumah-rumah Allah yang berada di lingkungan mereka. Amien!

[syiar-islam] HAKEKATNYA MEMAKAI JILBAB

HAKEKATNYA MEMAKAI JILBAB
Berdasarkan perspektif Al Qur’an dan Hadits.

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakutuh.
Bismillaahirrahmaan irrahiim.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adiku yang insya Allah dimuliakan dan dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'aala.

Dengan adanya reformasi disegala bidang, kebebasan yang kebablasan, bahkan sampai ke kaum hawa, pada khususnya oknum-oknum: ”Sebagaimana artis-artis, sebagian penyanyi-penyanyi dangdut, bakhan sebagian para isteri-isteri pejabatpun ikut reformasi kebebasan berpakaian”, yaitu dengan memakai pakaian yang sangat minim, berpakaian seronok, bahkan pakai BH yang kendor yang payudaranya dilihatkan separo, ada yang CD nya sengaja diperlihatkan, apalagi pahanya yang aduhai, rambutnya di sasak seperti punuk unta, ada yang pakai kain kerudung namun rambutnya dikeluarkan separo, semua itu agar dilihat orang dan supaya menarik penonton, supaya menarik masyarakat, sengaja sebagian onderdilnya, sebagian sparepartnya yang sensitif atau bagian-bagian tertentu sengaja dipamerkan di TV-TV swasta, supaya dilihat oleh orang banyak, justru merasa bangga dengan pamerannya tersebut, mungkin dari itulah generasi muda kaum hawa ikut reformasi pakai baju yang sangat minim
memamerkan tubuhnya, bahkan untuk kebebasan berpakaianpun, kebebasan beraksi, sebagian wanita menolak undang-undang parno graphia. Na’udzubillahi mindzalik, Astaghfirullaahil’adziim. Masya Allaah, Subhanallaah?
Jamane wis tuwo rek!

Disini saya mengingatkan kepada keluarga dan anak-anak saya khususnya dan bagi pembaca umumnya (kaum hawa) yang mengakui beragama islam, yang mengaku orang muslimah, untuk mengetahui apa "Hakekat memakai jilbab”, walaupun tulisan ini sudah berapa kali saya kirim kepada para pembaca lewat email. Sebagai orang muslimah, sebagai orang yang mengaku beragama Islam sudah seharusnya menta’ati, segala ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya, menjalankan segala perintah-Nya, menjauhkan / menjauhi segala larangan-Nya, semua itu seharusnya dilaksanakan dengan ikhlah dan ridho Allah agar kita semua mendapat derajat takwa yang tinggi disisi Allah SWT.

Marilah kita instrospeksi diri kita, keluarga kita, anak-anak kita, apakah kita ini sudah masuk agama Islam secara menyeluruh, apakah kita ini sudah menjadi Muslimah yang baik, Apakah kita ini sudah menjadi orang yang beriman, Apakah kita ini sudah menjadi orang yang bertakwa?? Marilah kita instrospeksi diri kita sendiri.

Jikalau ada seorang atau beberapa orang (laki-laki- maupun perempuan) yang mengakui beragama Islam, tetapi melarang kepada: “Istrinya, saudari-saudarinya, anak-anak gadisnya, karyawati-karyawati nya, siswi-siswinya, mahasiswi-mahasiswi nya dan lain sebagainya”, melarangnya memakai jilbab, berarti orang itu kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an. Qs.24:31,60; Qs.33:59; Qs.7:26; Qs.4:13 dan Hadits Shahih Muslim No.2004, Hadits Shahih Bukhari No. 1952.

BERDASARKAN AL QUR’AN
Kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an, neraka tempatnya. Qs.4:56; Qs.18:103 s/d 106

Kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an, tidak akan bisa masuk surga, kecuali sudah ada unta yang bisa masuk lubang jarum. Qs.7:40.

Melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya ditanggung masuk neraka. Qs.4:14

BERDASARKAN HADITS
Hadish Shahih Imam Bukhary No. 1952
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda: “Setiap umatku masuk kedalam surga, selain orang yang enggan”. Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah yang enggan itu?” Jawab beliau: “Siapa yang mematuhi perintahku masuk surga dan siapa yang melanggar perintahku, maka sesungguhnya orang itu enggan.”

"HAKEKAT MEMAKAI JILBAB"
Tanya jawab seorang ibu rumah tangga (Ibu RT) dan seorang anak gadis (ABG)-(Annisa) .

Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari): “Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik”.

Ibu RT: “Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati”.

Annisa : “Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik”.

Ibu RT: “Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.”

Annisa : “Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi aku yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?”

Ibu RT: “Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan mahrom kita, semuanya akan diminta pertanggungjawabann ya dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, di Yaumul Hisab nanti, di Pengadilan Tuhan nanti; Jilbab adalah hijab untuk wanita.”

Ibu RT: “Coba Anisa kau dengarkan dan kau tulis, Ibu bacakan Firman Allah SWT yang tercatat didalam Al Qur’an yang artinya”:

Pertama: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.Qs.Al A’Raaf (7) ayat 26.

Kedua: “ Perintahkanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Qs.An Nuur (24): 31.

Ketiga: “Hai Nabi perintahkanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” Qs.Al Ahzab (33) ayat 59.

Coba Anisa kau dengarkan dan kau tulis, Ibu bacakanan hadits shahih dari Imam Muslim : Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. Yang ke 1 (pertama). Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakan untuk memukul orang. Yang ke 2 (kedua). Wanita-wanita yang berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang, karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang kaum pria, karena sebagian auratnya terbuka, dan wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka disasak bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Pada hal bau surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh.” H.R.Muslim No.2004

Annisa : “Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.”

Ibu RT: “Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami dan takutlah akan siksa di Neraka Jahanan, di akhirat nanti, satu hari di akhirat = 1000 tahun didunia. Qs.22:47..

Annisa : “Apa hakekatnya jilbab itu bu?”

Ibu RT: “Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahrom kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (berghosib) dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk tetanggamu. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju tempat-tempat maksiat. Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, Hijab jilbab kamu adalah untuk menutup segala perhiasan tubuhmu yang akan mengundang nafsu orang. Semua itu akan menjerumuskan kamu kejurang kenistaan yang akhirnya lamu akan dimasukkan kedalam “NERAKA JAHANAN” yang kekal selama-lamanya.

Apabila kamu sudah bisa menghayati segala perintah Allah dan Rasul-Nya, wajib dikerjakan, menta’ati segala ketentuan-ketentuan -Nya, menghayati memakai jilbab yang kamu pakai, maka Allah SWT akan menyinari hati kamu, Cahaya Allah yang akan membimbing kamu menuju kepada keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya dan menta’ati segala ketentuan-ketentuan -Nya, sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya, itu adalah rahmat, hidayah dari Allah SWT yang membuka pintu hati kamu, untuk memakai jilbab sehingga kamu sudah bisa menghayati perintah Allah SWT seperti ibu bacakan diatas tadi itulah ” hakekat memakai jilbab.”

Annisa : “Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya Bu?”.

Ibu RT: “Duhai Anisa bila kamu sudah bisa memakai jilbab itulah karunia, rahmat dan hidayah yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, yang Maha Pengampun, bila kamu menyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan iman untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.

Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat ruhruh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, bapak tidak bisa menolong anaknya, anak tidak bisa menolong bapaknya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu amal saleh akan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam dunia ini.

Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis, dan menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab, itulah Hari Pengadilan Tuhan..

Ibu RT: “Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal salih yang salih mulai hari ini, entah bekal apa yang akan kita bawa nanti, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Yang Maha Adil, Allah Azza Wa Jalla. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!! Apabila sewaktu-waktu Malaikat Maut menjemput ajal kita, karena kapan ajal kita akan dijemput kita tidak tahu Anisa. Kapan saja pun akan terjadi bila ajal sudah tiba.”

Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, Adik-adikku, Istriku, Anak-anakku dan khususnya para kaum hawa, yang insya Allah dimuliakan dan dirahmati oleh Allah SWT.

Saya mengharap artikel ini dapat menjadi pembuka hijab yang menutupi hati kita, hati para pembaca, agar dapat menerima petunjuk dan hidayah dari Allah Azza Wa Jalla. Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, dan hidayah-Nya bagi yang membaca dan menghayatinya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kepada kita (para pembaca artikel ini) untuk selalu menta’ati Allah dan Rasul-Nya dan segala ketentuan-ketentuan -Nya, dan semoga mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa'at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien.

Kesempurnaan milik Allah SWT, kekurangan, kesalahan, kekhilafan, ketidak sopanan, ketersinggungannya, semua itu saya mohon maaf dan semoga Allah SWT mengampuni saya, atas kesalahan yang tidak saya sengaja, amin.

Alhamdulillahirrabb il’alamin. Allaahu a'lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah. Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Sukarman..

Sumber bacaan:
Al Qur’an dan terjemahnya,
Hadits shahih Imam Bukhari dan Muslim.
Email dari tetangga yang saya terima..
Semua disadur menjadi artikel tersebut diatas.