Rabu, 03 Desember 2008

lagu kepompong (sindentosca)


KEPOMPONG

dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari

dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu

* kini kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang

reff:
persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah

persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na na na na na

semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari

siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga ia bersinar lagi

** dulu kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang

repeat reff



filosofi kupu-kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

—————
(diambil dari malajah ‘Paras’ No.20/Tahun II Mei 2005)

memang untuk mencapai segala sesuatu yang diharapkan harus dengan bekerja keras , sehingga saat kita berhasil , kita akan merasa puas .......

klo mau down load lagunya klik disini


Senin, 01 Desember 2008

membangkitkan keCINTAan

Kita akan melihat hal ini lebih jelas kalau kita membahas sebab-sebab yang bisa membangkitkan kecintaan kepada Allah.

Sebab pertama adalah kecintaan seseorang atas dirinya dan kesempurnaan sifatnya sendiri. Hal ini membawanya langsung kepada kecintaan kepada Allah, karena kemaujudan asasi dan sifat-sifat manusia tidak lain adalah anugerah Allah. Kalau bukan karena kebaikanNya, manusia tidak akan pernah tampil dari balik tirai ketidak-maujudan ke dunia kasat-mata ini. Pemeliharaan dan pencapaian kesempurnaan manusia juga sama sekali tergantung para kemurahan Allah. Sungguh aneh jika seseorang mencari perlindungan dari panas matahari di bawah bayangan sebuah pohon dan tidak bersyukur kepada pohon yang tanpanya tidak akan ada bayangan sama sekali. Sama seperti itu, kalau bukan karena Allah, manusia tidak akan maujud (ada) dan sama sekali tidak pula mempunyai sifat-sifat. Oleh sebab itu ia akan mencintai Allah kalau saja bukan karena kemasabodohan terhadapNya. Orang-orang bodoh tidak bisa mencintaiNya, karna kecintaan kepadaNya memancar langsung dari pengetahuan tentangNya. Dan sejak kapankah seorang bodoh mempunyai pengetahuan?

Sebab kedua dari kecintaan ini adalah kecintaan manusia kepada sesuatu yang berjasa kepadanya, dan sebenarnyalah satu-satunya yang berjasa kepadanya hanyalah Allah; karena, kebaikan apa pun yang diterimanya dari sesama manusia disebabkan oleh dorongan langsung dari Allah. Motif apa pun yang menggerakkan seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, apakah itu keinginan untuk memperoleh pahala atau nama baik, Allah-lah yang mempekerjakan motif itu.

Sebab ketiga adalah kecintaan yang terbangkitkan oleh perenungan tentang sifat-sifat Allah, kekuasaan dan kebijakanNya, yang jika dibandingkan dengan kesemuanya itu kekuasaan dan kebijakan manusia tidak lebih daripada cerminan-cerminan yang paling remeh. Kecintaan ini mirip dengan cinta yang kita rasakan terhadap orang-orang besar di masa lampau, seperti Imam Malik dan Imam Syafi'i, meskipun kita tidak pernah mengharap untuk menerima keuntungan pribadi dari mereka. Dan oleh karenanya, cinta ini merupakan jenis cinta yang lebih tak berpamrih. Allah berfirman kepada Nabi Daud, "AbdiKu yang paling cinta kepadaKu adalah yang tidak mencariku karena takut untuk dihukum atau berharap mendapatkan pahala, tetapi hanya demi membayar hutangnya kepada KetuhananKu." Di dalam Injil tertulis: "Siapakah yang lebih kafir daripada orang yang menyembahKu karena takut neraka atau mengharapkan surga? Jika tidak Kuciptakan semuanya itu, tidak akan pantaskah Aku untuk disembah?"

Sebab KEEMPAT dari kecintaan ini adalah "persamaan" antara manusia dan Allah. Hal inilah yang dimaksudkan dalam sabda Nabi saw.: "Sesungguhnya Allah menciptakan manusia dalam kemiripan dengan diriNya sendiri." Lebih jauh lagi Allah telah berfirman: "Hambaku mendekat kepadaKu sehingga Aku menjadikannya sahabatKu. Aku pun menjadi telinganya, matanya dan lidahnya." Juga Allah berfirman kepada Musa as.: "Aku pernah sakit tapi engkau tidak menjengukku!" Musa menjawab: "Ya Allah, Engkau adalah Rabb langit dan bumi; bagaimana Engkau bisa sakit?" Allah berfirman: "Salah seorang hambaKu sakit; dan dengan menjenguknya berarti engkau telah mengunjungiKu."

makna lirik lagu seroja ?

lagu yang pernah dinyanyikan oleh Iis Dahlia , kini jadi soundtrack film Laskar pelangi
Waktu nonton filmnya pengen nangis , cuma malu ada adik aq ........ he2x........


S. Effendi

Seroja

Mari menyusun seroja
Bunga seroja ah... ah...
Hiasan sanggul remaja
Puteri remaja ah... ah...

Rupa yang elok
Di manja jangan dimanja ah... ah...
Puja lah ia sekadar
Oh sekadar saja

( korus )
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Lupakan saja asmara
Pada asmara...
Lupakan saja asmara
Pada asmara...

Mari menyusun seroja
Bunga seroja ah... ah...
Hiasan sanggul remaja
Puteri remaja ah... ah...

Rupa yang elok
Di manja jangan dimanja ah... ah...
Puja lah ia sekadar
Oh sekadar saja


ada kata yang sering kita lakukan dengan tidak sadar , dan diingatkan oleh lagu ini ....
"Rupa yang elok jangan dimanja , dan pujalah ia sekedar saja" ..

kadang kita terlalu memuja keindahan yang semu , tapi kita lupa akan keindahan yang Hakiki ,
atau kita terlalu sibuk untuk mencari keindahan dunia ....?????

aduuuuuuuuhhhhhhh....
ngemeng apa aq ini.......

ada syair arab yang berbunyi

"kaifa halii.... ya Ilaahii.. => bagaimana ini duhai Tuhanku
laisa lii Hoirul amal... => tak ada pada diriku amal yang baik

suu'ul akmalii katsiirun... => amal burukku banyak sekali
zaadat Thoati koliluun....." => peningkatan ketaanku sedikit



kata imam Syafi'i
"ilmu itu cahaya , dan cahaya dari Allah tidak akan diberikan pada orang yang berbuat maksiat"



semoga kita selalu dilindungi oleh Allah dari perbuatan yang buruk......

Jumat, 28 November 2008

MENUNDUKKAN HAWA NAFSU = JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU

A’udzubillaahi minasy syaithaanir rajiim. Bismillahirrahmanir rahiim..
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adikku yang insya Allah dirahmati dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ketahuilah bahwa, setiap orang Islam, setiap orang Muslim, Muslimat, Mukminin, Mukminat, setiap orang yang beriman, itu bersaudara. Maka dari itu alangkah baiknya sekiranya sesama Umat Mahammad s.a.w. saling nasihat menasihati supaya Menta’ati ajaran Allah dan Rasul-Nya, Menta’ati segala Ketentuan-ketentuan -Nya dan saling menasihati supaya menta’ati kebenaran, dan nasihat menasihati supaya berbuat kesabaran.

(36)-KUFUR NI’MAT, ADZABNYA SANGAT PEDIH.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".Al Qur’an, Surat Ibrahim, surat ke 14 ayat No. 7

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". Qs.27: 40.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs.16:18

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Qs.14: 34

Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Qs.’Adiyaat (100): 6,7

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" Qs.Al Fushshilat (41): 33

(37)-LEMAH, TIDAK BERSEMANGAT, PEMALAS = MUNAFIK

Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.Qs.4:28

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Qs.An Nisaa’, surat ke 4, ayat :142 Sholatnya malas.

(38)-MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN, PERBUATAN YANG SANGAT MULIA
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. Qs. 7: 199

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Qs.2: 263

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Qs.Al Maa-idah (5): 12

Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.Qs.4:149

Maka sesuatu apa pun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal. dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Qs.Asy Syura, surat ke 42, ayat: 36,37

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Al Qur’an, surat Ali Imron, surat ke3 ayat No. 133, 134

Berdasarkan Hadits Rasulullah s.a.w., “ Jadilah Orang Pema’af”.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: “Sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang. Seseorang yang pemaaf, Allah menambahkan kemuliaan baginya. Dan seorang yang tawadhu’ (merendahkan diri) kepada Allah, maka Allah menaikkan derajatnya”. HSM.2218

Marah adalah manusiawi, itu pendapat yang tidak benar. Marah boleh asal yang terkendali. Marah tak terkendali, adalah perbuatan yang sangat-sangat tidak terpuji, dan tidak bermoral. Menahan amarahnya, memaafkan orang (pemaaf) dan meminta maaf demi Allah, adalah perbuatan yang sangat terpuji, maka Allah SWT akan menambahkan kemuliaannya. Memaafkan orang, maka Allah juga memaafkan anda, anda tidak mau memaafkan orang maka Allah juga tidak akan memaafkan anda, tidak mengampuni dosa-dosamu. Allah SWT menaikkan derajat manusia bagi orang yang merendahkan diri kepada Allah SWT. (tawadhu’).

(39)-MAKAN, MENGAMBIL HARTA ORANG, DENGAN CARA YG BATIL, KORUPSI
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Qs.An Nisaa’ (surat ke 4 ) ayat : 29

Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. Al Qur’an, surat An Nisaa’, Surat ke 4, ayat : 161

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. Qs.2:188

(39A)-MAKAN HARTA ANAK YATIM = MAKAN BARA API NERAKA
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. Qs.An Nisaa’, Surat ke 4, ayat: 2

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).Qs.An Nisaa’ (4):6

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Qs.An Nisaa’ (surat ke 4), ayat: 10

(40)-MAKSIAT- BERSUKARIA DALAM KEMAKSIATAN
Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan) . (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong". Qs. Al Mu’min (40): 75, 76

(41)-MALAS, KILLING TIME, ME-MUBADZIRKAN UMUR
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. Qs.Al Ashr (103): 1,2,3

Penyesalan setelah ajal menjemputnya. Qs.63:10,11
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Qs.63:10,11

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Qs.An Nisaa’ (4): 142

Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". Qs.Al Qoshosh (28):55

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. Qs.9: 54

Orang-orang yang tidak mempergunakan waktunya untuk mencari amal saleh, waktunya dipakai untuk keperluan yang mubadzir, nanti kalau mati sangat menyesal, karena sudah diperlihatkan surga itu seperti itu lho, neraka itu seperti itu lho (baca Qs.40:45,46) tempat kamu nanti disana, maka mereka minta dikembalikan hidup ke dunia untuk mencari amal saleh.

(41A)-MALAS- Penyesalan bagi mereka yang menyia-nyiakan (mubadzirkan) waktu:
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan . Qs. Al Mukminuun, surat ke 23, ayat: 99, 100

(41B)-MALAS- Teori Management Umur:
“Tidak menyia-nyiakan waktu untuk perkara-perkara yang tiada gunanya.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shlatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,”. Qs.Al Mukminuun, surat ke 23 ayat :1,2,3

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mena’ati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. Al Ashr (103):1,2,3

[74.42] "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
[74.43] Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, [74.44] dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, [74.45] dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,

Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan yang mengamalkannya.
Semoga Allah SWT selalu memberi petunjuk dan hidayah-Nya,
kepada saya sekeluarga,dan para pembaca semua, amin.


di sadur dari syiar- Islam

lagu potret (melly) terbaru

Kamis, 27 November 2008

MAKNA TERTINGGI SHALAT ARBAIN

Jemaah haji Indonesia yang berangkat dalam gelombang I kini tengah berada di Madinah Al Munawarah. Mereka berada di sana selama 8-9 hari lamanya. Berbagai aktifitas ibadah mereka lakukan di sana . Mulai dari shalat fardhu yang lima waktu, ibadah-ibadah sunnah, berziyarah ke makam Rasulullah Saw dan para sahabat, dan melakukan Shalat Arbain. Apa itu Arbain? Arbain adalah sebuah silsilah ibadah shalat fardhu yang dilakukan sebanyak 40 kali tanpa terputus sekalipun. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw yang berbunyi:
Dari Anas bin Malik yang diriwayatkan secara marfu'' bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang shalat di masjidku (nabawi) sebanyak 40 kali shalat tidak terlewat satu kali pun, maka telah ditetapkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari adzab dan kemunafikan. " (HR Ahmad dan At-Thabrany)
Meski terdapat perdebatan mengenai status hadits ini, namun yang perlu menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana hikmah terpenting yang dapat diambil dari pelajaran Shalat Arbain bagi setiap jemaah haji yang melakukannya.
Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa shalat di masjid Nabawi pahalanya adalah 1000 kali lipat dibanding shalat di tempat lain. Sebagaimana sabdanya:
Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya. (HR. Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).

Hadits ini menjadi stimulan dan motivasi bagi setiap muslim yang berada di Madinah untuk memperbanyak ibadah di masjid Nabawi wa bil khusus ibadah shalat baik fardhu maupun sunnah. Maka tak jarang demi mempertahankan shalat berjamaah di Masjid Nabawi, terlihat banyak sekali jemaah haji yang rela beri'tikaf di masjid berlama-lama hanya demi menunggu datangnya waktu shalat berjamaah. Dari waktu shalat yang satu ke waktu yang lain mereka semua menanti dengan penuh harap. Hal ini seperti yang digambarkan dalam hadits Rasulullah Saw:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bertanya, 'Maukah kalian aku tunjukan amalan yang dapat menghapus dosa-dosa dan dapat mengangkat derajat (di surga)?". Para Sahabat menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Yaitu menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke mesjid dan menunggu shalat setelah selesai shalat. Itulah yang harus kalian utamakan.'" (HR. Muslim)

Spirit yang mereka rasakan saat menjalankan ibadah Shalat Arbain di Masjid Nabawi adalah betapa mereka merasa sayang apabila tertinggal shalat berjamaah meski hanya satu kali, sebab hal itu akan membuat Arbain yang hendak mereka capai menjadi gugur.
Pernah suatu saat ada seorang jemaah haji dari Indonesia yang begitu sigap menghadiri shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Namun begitu terdengar iqamah berkumandang, tiba-tiba ia merasakan perutnya tidak beres dan ia pun pergi ke toilet untuk mengambil air wudhu lagi. Ia hanya tertinggal takbiratul ihram imam shalat, bukannya tertinggal shalat berjamaah. Namun ia menyatakan penyesalannya sebab ia datang terlambat menghadiri shalat berjamaah.
Begitu bersemangat dan pantang menyerah mereka mempertahankan shalat berjamaah di masjid Nabawi. Dan itulah gambaran kaum muslimin sejati yang sigap menjawab panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang.

Jemaah haji yang tengah menjalani ibadah Shalat Arbain di Madinah tengah belajar menghilangkan sifat kemunafikan dalam diri mereka dan menghadiri panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang. Hal itu seperti yang termaktub dalam hadits Shalat Arbain di atas bahwa hikmah dari ibadah tersebut adalah membebaskan manusia dari sifat munafik dan membebaskan mereka dari belenggu api neraka.
Hanya muslim yang berpasrah diri kepada Allah yang ringan untuk menjawab pangggilan Allah Swt, baik secara jiwa maupun harta. Maka ibadah shalat fardhu empat puluh waktu atau Arbain inilah yang melatih mereka untuk menjadi hamba Allah yang tulen, yang terbebas dari kungkungan dunia dan terbebas dari belenggu kemunafikan dirinya.
Semoga sekembalinya para jemaah haji dari tanah suci, mereka akan terus diberi kekuatan untuk menghadiri shalat berjamaah di rumah-rumah Allah yang berada di lingkungan mereka. Amien!

[syiar-islam] HAKEKATNYA MEMAKAI JILBAB

HAKEKATNYA MEMAKAI JILBAB
Berdasarkan perspektif Al Qur’an dan Hadits.

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakutuh.
Bismillaahirrahmaan irrahiim.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adiku yang insya Allah dimuliakan dan dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'aala.

Dengan adanya reformasi disegala bidang, kebebasan yang kebablasan, bahkan sampai ke kaum hawa, pada khususnya oknum-oknum: ”Sebagaimana artis-artis, sebagian penyanyi-penyanyi dangdut, bakhan sebagian para isteri-isteri pejabatpun ikut reformasi kebebasan berpakaian”, yaitu dengan memakai pakaian yang sangat minim, berpakaian seronok, bahkan pakai BH yang kendor yang payudaranya dilihatkan separo, ada yang CD nya sengaja diperlihatkan, apalagi pahanya yang aduhai, rambutnya di sasak seperti punuk unta, ada yang pakai kain kerudung namun rambutnya dikeluarkan separo, semua itu agar dilihat orang dan supaya menarik penonton, supaya menarik masyarakat, sengaja sebagian onderdilnya, sebagian sparepartnya yang sensitif atau bagian-bagian tertentu sengaja dipamerkan di TV-TV swasta, supaya dilihat oleh orang banyak, justru merasa bangga dengan pamerannya tersebut, mungkin dari itulah generasi muda kaum hawa ikut reformasi pakai baju yang sangat minim
memamerkan tubuhnya, bahkan untuk kebebasan berpakaianpun, kebebasan beraksi, sebagian wanita menolak undang-undang parno graphia. Na’udzubillahi mindzalik, Astaghfirullaahil’adziim. Masya Allaah, Subhanallaah?
Jamane wis tuwo rek!

Disini saya mengingatkan kepada keluarga dan anak-anak saya khususnya dan bagi pembaca umumnya (kaum hawa) yang mengakui beragama islam, yang mengaku orang muslimah, untuk mengetahui apa "Hakekat memakai jilbab”, walaupun tulisan ini sudah berapa kali saya kirim kepada para pembaca lewat email. Sebagai orang muslimah, sebagai orang yang mengaku beragama Islam sudah seharusnya menta’ati, segala ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya, menjalankan segala perintah-Nya, menjauhkan / menjauhi segala larangan-Nya, semua itu seharusnya dilaksanakan dengan ikhlah dan ridho Allah agar kita semua mendapat derajat takwa yang tinggi disisi Allah SWT.

Marilah kita instrospeksi diri kita, keluarga kita, anak-anak kita, apakah kita ini sudah masuk agama Islam secara menyeluruh, apakah kita ini sudah menjadi Muslimah yang baik, Apakah kita ini sudah menjadi orang yang beriman, Apakah kita ini sudah menjadi orang yang bertakwa?? Marilah kita instrospeksi diri kita sendiri.

Jikalau ada seorang atau beberapa orang (laki-laki- maupun perempuan) yang mengakui beragama Islam, tetapi melarang kepada: “Istrinya, saudari-saudarinya, anak-anak gadisnya, karyawati-karyawati nya, siswi-siswinya, mahasiswi-mahasiswi nya dan lain sebagainya”, melarangnya memakai jilbab, berarti orang itu kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an. Qs.24:31,60; Qs.33:59; Qs.7:26; Qs.4:13 dan Hadits Shahih Muslim No.2004, Hadits Shahih Bukhari No. 1952.

BERDASARKAN AL QUR’AN
Kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an, neraka tempatnya. Qs.4:56; Qs.18:103 s/d 106

Kafir terhadap ayat-ayat Al Qur’an, tidak akan bisa masuk surga, kecuali sudah ada unta yang bisa masuk lubang jarum. Qs.7:40.

Melanggar ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya ditanggung masuk neraka. Qs.4:14

BERDASARKAN HADITS
Hadish Shahih Imam Bukhary No. 1952
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda: “Setiap umatku masuk kedalam surga, selain orang yang enggan”. Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah yang enggan itu?” Jawab beliau: “Siapa yang mematuhi perintahku masuk surga dan siapa yang melanggar perintahku, maka sesungguhnya orang itu enggan.”

"HAKEKAT MEMAKAI JILBAB"
Tanya jawab seorang ibu rumah tangga (Ibu RT) dan seorang anak gadis (ABG)-(Annisa) .

Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari): “Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik”.

Ibu RT: “Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati”.

Annisa : “Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik”.

Ibu RT: “Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.”

Annisa : “Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi aku yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?”

Ibu RT: “Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan mahrom kita, semuanya akan diminta pertanggungjawabann ya dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, di Yaumul Hisab nanti, di Pengadilan Tuhan nanti; Jilbab adalah hijab untuk wanita.”

Ibu RT: “Coba Anisa kau dengarkan dan kau tulis, Ibu bacakan Firman Allah SWT yang tercatat didalam Al Qur’an yang artinya”:

Pertama: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.Qs.Al A’Raaf (7) ayat 26.

Kedua: “ Perintahkanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Qs.An Nuur (24): 31.

Ketiga: “Hai Nabi perintahkanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” Qs.Al Ahzab (33) ayat 59.

Coba Anisa kau dengarkan dan kau tulis, Ibu bacakanan hadits shahih dari Imam Muslim : Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. Yang ke 1 (pertama). Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakan untuk memukul orang. Yang ke 2 (kedua). Wanita-wanita yang berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang, karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang kaum pria, karena sebagian auratnya terbuka, dan wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka disasak bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Pada hal bau surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh.” H.R.Muslim No.2004

Annisa : “Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.”

Ibu RT: “Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami dan takutlah akan siksa di Neraka Jahanan, di akhirat nanti, satu hari di akhirat = 1000 tahun didunia. Qs.22:47..

Annisa : “Apa hakekatnya jilbab itu bu?”

Ibu RT: “Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahrom kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (berghosib) dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk tetanggamu. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju tempat-tempat maksiat. Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, Hijab jilbab kamu adalah untuk menutup segala perhiasan tubuhmu yang akan mengundang nafsu orang. Semua itu akan menjerumuskan kamu kejurang kenistaan yang akhirnya lamu akan dimasukkan kedalam “NERAKA JAHANAN” yang kekal selama-lamanya.

Apabila kamu sudah bisa menghayati segala perintah Allah dan Rasul-Nya, wajib dikerjakan, menta’ati segala ketentuan-ketentuan -Nya, menghayati memakai jilbab yang kamu pakai, maka Allah SWT akan menyinari hati kamu, Cahaya Allah yang akan membimbing kamu menuju kepada keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya dan menta’ati segala ketentuan-ketentuan -Nya, sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya, itu adalah rahmat, hidayah dari Allah SWT yang membuka pintu hati kamu, untuk memakai jilbab sehingga kamu sudah bisa menghayati perintah Allah SWT seperti ibu bacakan diatas tadi itulah ” hakekat memakai jilbab.”

Annisa : “Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya Bu?”.

Ibu RT: “Duhai Anisa bila kamu sudah bisa memakai jilbab itulah karunia, rahmat dan hidayah yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, yang Maha Pengampun, bila kamu menyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan iman untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.

Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat ruhruh manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, bapak tidak bisa menolong anaknya, anak tidak bisa menolong bapaknya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu amal saleh akan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam dunia ini.

Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis, dan menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab, itulah Hari Pengadilan Tuhan..

Ibu RT: “Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal salih yang salih mulai hari ini, entah bekal apa yang akan kita bawa nanti, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Yang Maha Adil, Allah Azza Wa Jalla. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!! Apabila sewaktu-waktu Malaikat Maut menjemput ajal kita, karena kapan ajal kita akan dijemput kita tidak tahu Anisa. Kapan saja pun akan terjadi bila ajal sudah tiba.”

Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, Adik-adikku, Istriku, Anak-anakku dan khususnya para kaum hawa, yang insya Allah dimuliakan dan dirahmati oleh Allah SWT.

Saya mengharap artikel ini dapat menjadi pembuka hijab yang menutupi hati kita, hati para pembaca, agar dapat menerima petunjuk dan hidayah dari Allah Azza Wa Jalla. Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, dan hidayah-Nya bagi yang membaca dan menghayatinya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kepada kita (para pembaca artikel ini) untuk selalu menta’ati Allah dan Rasul-Nya dan segala ketentuan-ketentuan -Nya, dan semoga mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa'at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien.

Kesempurnaan milik Allah SWT, kekurangan, kesalahan, kekhilafan, ketidak sopanan, ketersinggungannya, semua itu saya mohon maaf dan semoga Allah SWT mengampuni saya, atas kesalahan yang tidak saya sengaja, amin.

Alhamdulillahirrabb il’alamin. Allaahu a'lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah. Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Sukarman..

Sumber bacaan:
Al Qur’an dan terjemahnya,
Hadits shahih Imam Bukhari dan Muslim.
Email dari tetangga yang saya terima..
Semua disadur menjadi artikel tersebut diatas.

Rabu, 26 November 2008

jika manusia terlalu canggi

Kira-kira apa yang terjadi jika sistem teknologi di dunia sudah sangat canggih. Apalagi kalau sistem database sudah mampu mengatur kehidupan manusia. Berikut ini rekaman percakapan telepon pemesanan Pizza pada tahun 2020 antara seorang operator Pizza dengan konsumennya.

Operator: Terima kasih anda telah menghubungi Pizza Hot, Apakah yang bisa saya....

Konsumen : Heloo, saya mau pesan pizza.

Operator : Boleh minta nomor kartu KTP anda pak?

Konsumen : Tunggu, ini nih: 6102049998-45- 54610.

Operator : Ok pak Bejo, anda tinggal di jalan hangtuah no. 16, nomor

telepon rumah anda 02177726378, kantor anda 021665872673 Hp anda 081127894022, anda menelpon dari mana?

Konsumen : Dari rumah, eh dari mana kamu tahu semua no telp saya?

Operator : Oh, kami terhubung ke database pusat pak.

Konsumen : Apakah saya bisa memesan Seafood Pizza?

Operator : Itu bukan ide yang bagus pak.

Konsumen : Kenapa?

Operator : Dari medical record bapak, bapak memiliki tekanan darah tinggi dan kolestrol yang sudah berlebihan.

Konsumen : Jadi kamu merekomendasikan apa?

Operator : Mungkin bapak bisa memesan Low Fat Hokkien Mee Pizza.

Konsumen : Dari mana kamu tahu kalo saya bakal suka itu?

Operator : Hmmm minggu lalu bapak baru meminjam buku yang berjudul
"Popular Hokkien Dishes" dari perpustakaan nasional.

Konsumen : Ok terserah lah, sekalian saya pesan paket keluarga, berapa semuanya ?

Operator : Tapi paket keluarga kami tidak akan cukup untuk anak anda yang
berjumlah 7 orang pak, total keseluruhan adalah Rp. 190.000.

Konsumen : Bisa saya bayar dengan Kartu Kredit?

Operator : Sepertinya bapak harus membayar Cash, kartu kredit anda telah over limit, dan anda punya utang di bank sebesar Rp. 5.350.000 sejak bulan Agustus lalu, itu belum termasuk denda untuk tunggakan kontrak rumah anda dan kendaraan bermotor.

Konsumen : Ooh ya sudah, nanti saya ke ATM aja untuk narik duit sebelum orang mu datang nganter Pizza.

Operator : Mungkin nggak bisa juga pak, record anda menunjukkan bahwa batas anda menarik uang di ATM telah tercapai.

Konsumen : Busyet.... udah lah anterin aja pizzanya kesini, saya akan
bayar cash disini, berapa lama Pizza diantar?

Operator : Sekitar 45 menit pak, tapi kalo bapak tdk bisa menunggu, bapak bisa mengambilnya sendiri dengan motor bebek bapak yang sudah butut.

Konsumen : APA ????

Operator : Menurut catatan kami, anda memiliki motor bebek tahun 1995 dengan no pol B3344CD, betul kan pak?

Konsumen : Sialan luh, bangsat, kagak sopan banget seh buka-buka record gue, blom pernah ngerasain di tonjok ya!!

Operator : Hati-hati dengan ucapan bapak, apakah bapak ingat 15 Mei 2010 anda pernah di penjara 3 bulan karena mengucapkan kata kotor kepada seorang polisi??

Konsumen : (Diamm, bingung, pusing 700 keliling)

Operator : Ada yang lain pak?

Konsumen : Tidak ada, eh tapi kalo pesan paket keluarga kan ada gratis
coca cola 3 cup kan?

Operator : Betul pak, tapi menurut catatan kami anda juga mengidap
DIABETES, jadi kami tidak mau mengambil resiko pak.

Konsumen : Siallaaannnnn. BATALIN AJA SEMUA !!

Operator : Terima kasih atas teleponnya pak, untuk kompalain, saran dan kritik anda bisa mengisi form online pada situs kami, username dan passwordnya tercetak pada bagian bawah kotak pizza yang anda pesan, terima kasih anda telah mengubungi Pizza Hot.

10 benda (sifat) yang sering kita buang

aq dapet artikel ini dari fahmi-basya group

Ten Things We Waste

1. Our Knowledge: Wasted by not taking action with it.

2. Our Actions: Wasted by committing them without sincerity.

3. Our Wealth: Wasted by using on things that will not bring us ajr (reward from Allah). We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah (hereafter).

4. Our Hearts: Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someone
else
.

5. Our Bodies: Wasted because we don't use them in ibadah (worship) and service of Allah.

6. Our Love: Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something / someone else.

7. Our Time: Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds.

8. Our Intellect: Wasted on things that are not beneficial, that are detrimental to society and the individual, not in contemplation or reflection.

9. Our Service: Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in dunyaa(this world).

10. Our Dhikr (Remembrence of Allah): Wasted, because it does not touch us or our hearts

hukum cium tangan

Ahmad Sarwat, Lc.
http://www.warnaisl am.com/syariah/ muamalat/ 2008/11/7/ 28860/Hukum_ Mencium_Cium_ Tangan.htm

*****

Pertanyaan :
Assalamu''alaykum Wr. Wb. Bismillah. Saya terbiasa dari kecil selalu mencium tangan kedua orang tua saat berjumpa, baik ketika keluar rumah maupun kembali ke rumah. Nah, yang ingin saya tanyakan adalah : Bagaimana Islam menyikapi cium tangan tersebut ?. Jika saya lakukan kepada guru saya atau ustadz saya, dan tentunya guru atau ustadz saya itu adalah laki-laki. Apakah ada hadist yang menganjurkan atau melarang ?. Demikian pertanyaan saya ustadz. Sebelumnnya jazakumullah khair. Wassalamu''alaykum Wr. Wb. Tito Prabowo.

Jawaban :
Assalamu `alaikum Warahmatullahi wabarakatuh,

Cium tangan kepada orang tua atau orang yang kita hormati tidak kami dapatkan perintahnya secara khusus dalam bab-bab fiqih maupun akhlaq yang bersifat tasyri`. Sehingga bila dilihat sharih perintahnya, bukanlah sesuatu yang bersifat wajib, sunnah atau hukum yang lainnya. Bentuk mencium tangan atau memeluk/berangkulan adalah merupakan `urf/ kebiasaan yang berlaku di dalam suatu budaya atau tata nilai masyarakat tertentu.

Hukumnya berbeda dengan mushafahah (berjabat tangan) yang memang mengandung unsur tasyri` (pensyariatan) .

Namun meski tidak terkandung hukum tasyri` secara langsung, bukan berarti harus ditinggalkan atau dilarang. Karena Islam sendiri mengakui dan bahkan sering mengaitkan antara `urf dengan syariat.

Tentu saja selama `urf itu tidak bertentangan dengan asas syariat itu sendiri. Sebagai contoh, bila seorang suami berkata kepada istrinya, ”Kembalilah ke rumah orang tuamu”. Secara syariat, konsekuensinya masih menggantung pada `urf atau kebiasaan yang berlaku di negeri itu. Apakah ucapan itu secara `urf diartikan sebagai talaq atau tidak ?. Bila `urf mengakui itu adalah talaq, maka jatuhlah talaq. Sebaliknya bila `urf tidak mengakui sebagai talaq, maka tidak jatuh talaqnya.

Sehingga kita mengenal sebuah kaidah yang berbunyi "Al-`Aadatu Muhakkamah”. Sebuah adat atau tradisi itu bisa dijadikan dasar hukum. Tentu saja adat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam itu sendiri.

Kaidah ini tidak bisa diterapkan pada masalah memberi sesajen kepada penghuni makam keramat pada malam jumat kliwon, dengan alasan bahwa itu adalah adat. Adat seperti itu adalah adat yang batil, kufur, syirik dan mungkar yang harus dibasmi. Adat yang dimaksud adalah sebuah kebiasaan yang disepakati bersama oleh masyarakat sebagai suatu konvensi atau kesepakatan tidak tertulis, namun memiliki kekuatan hukum.

Biasanya adat seperti ini lebih banyak terkait dengan tata nilai, etika, estetika suatu masyarakat. Sebagai contoh, memegang jenggot orang lain buat adat kita di Melayu termasuk tidak sopan. Tetapi di Timur Tengah orang yang dipegang-pegang jenggotnya merasa bangga dan terhormat. Di Indonesia, jangan sekali-kali kita memegang kepala/ubun- ubun orang lain, tapi di Timur Tengah justru merupakan perbuatan yang baik. Ini adalah perbedaan `urf antara dua budaya. Jangan sampai kita salah menerapkan tata nilai dan sopan santun. Istilah yang kita kenal adalah, ”Masuk kandang kambing mengembik dan masuk kandang kerbau melenguh”.

`Urf di negeri kita adalah mencium tangan orang tua dan orang-orang yang terhormat lainnya seperti kakek, paman, mertua bahkan termasuk kiyai, ulama dan lainnya.

Bila hal itu kita lakukan sebagai bentuk penghormatan dan pengejawantahan dari menyesuaikan diri dengan `urf yang dikenal masyarakat, maka hal itu baik, karena menunjukkan bahwa kita memiliki tata etika dan sopan santun yang sesuai dengan metode masyarakat.

Jadi mencium tangan orang tua dan seterusnya memang bukan tasyri` secara langsung, namun mausk dalam bab sopan santun dan akhlaq bergaul dengan orang tua dan menjalankan `urf yang baik.

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

hormat pada ahlul ilmi

Pertanyaan :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga pak Ahmad selalu dalam lindungan Allah, saya ingin menanyakan bagaimana hukumnya mencium tangan orang yang lebih tua, seperti anak kepada orang tua, adik kepada kakak dst, karena saya pernah membaca (maaf lupa dimana membacanya) kalau kita mencium tangan berarti kita sama saja menyembah mahluk Allah, karena ketika mencium tangan kan kita harus menundukkan badan itukan sama saja kita menyembah manusia, begitu kurang lebih yang pernah saya baca. Padahal kan kita tidak ada niat untuk menyembah, yang kita lakukan itu hanya sekedar memuliakan yang lebih tua, dan ada ngak sih tradisi tersebut di negara lain selain di Indonesia ini, mohon pencerahan dari pak Ahmad tentang hal ini, atas jawabannya saya haturkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. M. Islan Sutami.

Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mencium tangan adalah adat yang banyak dilakukan oleh berbagai bangsa. Bukan hanya kebiasaan bangsa Indonesia saja. Bangsa Arab, India, dan lainnya, juga sering kita dapati melakukan cium tangan. Bahkan di masa lalu, orang-orang di belahan Barat biasa mencium tangan wanita yang dalam adat istiadat mereka, tindakan itu merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan buat para wanita. Selain juga harus membuka topi. Bertemu wanita tanpa menicum tangan dan membuka topi, dianggap sebagai sikap kurang ajar. Malah, tradisi cium tangan itu konon tidak terlalu merasa di negeri ktia. Teman-teman yang berasal dari Batak, Menado, Timor bilang bahwa tradisi itu tidak mereka miliki.

Cium Tangan Dalam Pandangan Islam.

Kalau kita melihat praktek mencium tangan yang dilakukan oleh kebanyakan umat Islam di negeri ini, terutama kepada orang tua atau para ulama, maka timbul sebuah pertanyaan. Apakah ada dalil yang melatar-belakanginy a ?. Adakah hadits Nabi SAW yang mengajurkan atau setidaknya menceritakan ?.

Dan lebih jauh itu, muncul juga kalangan yang 'anti cium tangan'. Mereka itu seperti yang Anda ceritakan, melarang cium tangan dengan dalih bahwa cium tangan itu merupakan bentuk penghambaan kepada selain Allah. Karena ketika mencium tangan kan kita harus menundukkan badan itukan sama saja kita menyembah manusia.

Hadits-hadits Tentang Cium Tangan.

Sebenarnya kalau kita telusuri lebih dalam, kita akan menemukan banyak hadits yang derajatnya bisa diterima, dimana hadits-hadits itu menceritakan praktek cium tangan para shahabat kepada Rasulullah SAW, bahkan bukan hanya cium tangan tapi juga termasuk cium kaki.

Selain itu, saya juga menemukan riwayat yang menyebutkan adanya praktek cium tangan bukan hanya kepada Rasululah SAW, tetapi juga kepada para shahabat dan juga para salafushshalih.

Di antara hadits-hadits itu antara lain :

عن الزارع العبدي وكان من وفد عبد قيس قال: لما قدمنا المدينة، فجعلنا نتبادر من رواحلنا فنقبل يد النبي صلى الله عليه وسلم ورجله
Dari Az-Zair' Al-Abdi yang termasuk utusan dari Abdi Qais berkata, “ Ketika kami tiba di Madinah, kami cepat memburu Nabi SAW dan kami cium tangan dan kaki beliau SAW “.
(HR. Abu Daud dan Al-Baihaqi)

Status kekuatan hadits ini oleh Al-Albani disebutkan sebagai hadits hasan. Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani meriwayatkan dengan sanad yang jayiid. Sedangkan Abu Daud memasukkannya sebagai hadits shahih. Lihat Sunan Abu Daud jilid 4 halaman 375, As-Sunan Al-Kubra lil Baihaqi jilid 7 halaman 102 dan Fathul Bari lilbni Hajar jilid 11 halaman 57.


عن أسامة بن شريك قال: قمنا إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقبلنا يده
Dari Usamah bin Syuraik berkata,"Kami berdiri untuk Nabi SAW dan kami mencium tangan beliau.

Alhafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari jilid 11 halaman 57 menyebutkan bahwa sanadnya kuat.


عن جابر أن عمر قام إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقبل يده
Dari Jabir bahwa Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu berdiri dan mencium tangan Nabi SAW.
(HR. Ahmad)

Imam Ahmad meriwayatkan hadits ini di dalam Al-Wara' jilid 1 halaman 144. Dan Alhafidz Ibnu Hajar menyebutkan bahwa sanad hadits ini jayyid.


عن صفوان بن عسال أن يهوديا قال لصاحبه: اذهب بنا إلى هذا النبي صلى الله عليه وسلم .قال: فقبلا يده وقالا: نشهد أنك نبي الله صلى الله عليه وسلم
Dari Shafwan bin 'Assal radhiyallahu 'anhu bahwa seorang yahudi berkata kepada temannya, " Ayo kita datangi nabi ini (Muhammad SAW) ". Kedua yahudi itu lalu mencium tangan beliau dan berkata, " Kami bersaksi bahwa engkau adalah Nabiyullah SAW ".
(HR. At-Tirmizy)

Alhafidz Ibnu Hajar dalam Talkhishul Habir jilid 4 halaman 93 menyebutkan bahwa sanadnya kuat.


عن هود بن عبد الله بن سعد قال:سمعت مزيدة العبدي يقول: وفدنا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: فنزلت إليه فقبلت يده.
Dari Hud bin Abdillah bin Saad berkata, aku mendengar Mazid Al-Abdi berkata, “ Kami menjadi tamu Rasulullah SAW, dan Aku menemuinya dan aku cium tangannya “.
(HR Bukhari dalam Al-Adab)

Disebutkan bahwa Kaab bin Malik dan dua orang temannya mencium tangan Nabi SAW tatkala taubat mereka diterima lantaran melakukan 'desersi' saat perang.


Pendapat Para Ulama.

Dengan adanya hadits-hadits di atas, kebanyakan para ulama menyimpulkan bahwa mencium tangan seorang yang dimuliakan, karena ilmunya atau karena keshalihanya, hukumnya tidak mengapa. Karena praktek itu dilakukan oleh para shahabat Nabi SAW dan juga sesama para salafunashshalih.

Berikut ini adalah pandangan para ulama :

Al-Imam An-Nawawi :

Ulama besar dari kalangan mazhab Asy-Syafi'iyah ini memandang bahwa mencium tangan seseroang karena kezuhudannya, atau karena kesalehannya, atau karena ilmunya, atau karena kemuliaannya, serta penjagaan dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah, tidak dimakruhkan. Bahkan hukumnya sebaliknya, justru mustahab (disukai).

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani :

Imam muhaddits yang telah menulis kitab Fathul Bari, sebagai penjelasan dari kitab Shahih Bukhari, mengatakan bahwa ada riwayat dari shahabat dimana mereka mencium tangan Nabi SAW. Tiga orang yang pernah 'desersi' tidak ikut perang, ketika Allah SWT menerima taubatnya, mencium tangan Nabi SAW. Mereka adalah Kaab bin Malik dan dua orang temannya.

Al-Abhari juga mengatakan bahwa Abu 'Ubaidah ibnul Jarrah menicium tangan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu a'nhuma, ketika sang Khalifah tiba dari Madinah ke Palestina. Dan Zaid bin Tsabit mencium tangan Ibnu Abbas radhiyallahu a'nhuma

Imam Ibnul Arabi :

Imam Ibnul Arabi, yang ini bukan Ibnu Arabi yang tokoh sufi itu, menulis sebuah buku khusus mengenai cium tangan dan lain-lainnya. Di kitab itu beliau menuliskan bahwa cium tangan terhadap kerabat yang sudah berusia lanjut dan orang shaleh adalah bentuk penghormatan bukan pengagungan dan sikap merendahkan diri (tadzallul).

Memang diantaranya guru kami ada yang mengingkari dan melarang tindakan cium tangan, akan tetapi kemungkinan besar merupakan bentuk ketawadhuan beliau-beliau dan bukan karena mengharamkan hal tersebut.
(Dari Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram hal. 1020, cet. Dar Ibnul Haitsam).

Syaikh Abdullah Al-Jibrin :

Syaikh Abdullah Al-Jibrin mengatakan, kami berpendapat bahwa cium tangan itu dibolehkan jika dengan maksud menghormati orang tua, ulama, orang shaleh, kerabat yang berusia lanjut dan semisalnya.

Al-Imam Malik :

Di kalangan ulama salafushshalih, yang memakruhkan cium tangan adalah Al-Imam Malik rahimahullah. Beliau tidak mengharamkan, namun hanya menganggap hal itu sebaga tindakan yang kurang terpuji.

Namun Al-Imam Malik tidak memutlakkan kebencian atas cium tangan itu. Menurut Al-Abhari, apa yang dibenci oleh Al-Imam Malik sebenarnya hanyalah cium tangan yang niatnya memang penghambaan manusia atas manusia. Istilahnya, 'ala wajhit takabbur watta'adzdzhum. yaitu yang bentuknya kesombongan dan pentakzhiman.

Sedangkan bila latar belakangnya qurbah ilallah (pendekatan diri kepada Allah), karena kebagusan pelaksanaan agamanya, atau karena ilmunya atau karena kemuliaannya, maka tindakan mencium tangan orang itu tidak mengapa.

Raja Abdullah Tidak Mau Dicium Tangannya :

Yang berpendapat seperti ini tidak tanggung-tanggung, yaitu seorang Raja di Saudi Arabia. Tahun 2005, saat naik tahta, Raja Abdullah yang menggantikan saudaranya Raja Fahd, tegas sekali menyatakan bahwa dirinya tidak mau kalau tangannya dicium. Larangan cium tangan yang dikeluarkan Raja Abdullah itu menjadi headline media massa di Arab Saudi pada Senin (11/9). Selama ini, cium tangan sudah menjadi tradisi, terutama cium tangan kepada Raja dan keluarga kerajaan. Menurut Raja Abdullah seperti dikutip Arab News, cium tangan merupakan tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena itu, dia melarang semua penduduknya untuk mencium tangannya, keluarga kerajaan, atau siapa pun, kecuali tangan kedua orang tuanya, yang memang diajarkan Islam sebagai bentuk penghormatan.
" Saudara-saudara, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada Anda. Cium tangan adalah sesuatu di luar norma dan etika. Cium tangan telah ditolak oleh orang-orang yang merdeka dan yang lurus hatinya ", katanya.


Bungkuk Dan Menunduk : apakah Selalu Berarti Menyembah ?.

Di dalalm Al-Quran, Allah SWT menceritakan tentang kisah penciptaan Adam alaihissalam. Ketika selesai diciptakan, Allah SWT memerintahkan malaikat yang banyak jumlahnya itu untuk bersujud kepada Adam.

Logika dasar kita akan bertanya, bukankah sujud itu hanya kepada Allah ?. Kenapa Allah SWT malah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam ?. Apakah bukan berarti merupakan kemusyrikan, karena telah menyembah selain Allah ?.

Jawabannya jelas, tidak semua sujud itu berarti penyembahan.

Kalau dalam urusan sujud saja masih ada kemungkinan bukan penyembahan, masak sih sekedar membungkukkan tubuh karena mau mencium tangan ayah dan ibu kita sendiri, lantas dituduh sebagai penyembahan ?.

Logikanya, jelas sekali itu bukan penyembahan. Lha wong malaikat saja malah disuruh sujud. Tentu sujud itu bukan menyembah tapi menghormat kepada Adam.

Maka kalau kita mencium tangan ayah dan ibu kita, jelas sekali judulnya adalah menghormat dan bukan menyembah.

Demikian juga kisah Nabi Yusuf alaihissalam, dimana beliau mimpi melihat 11 bintang matahari bersujud kepada dirinya. Allah SWT menceritakan hal itu dalam Quran dan tidak menyebutkan bahwa hal itu sebuah kebatilan atau sebuah kemungkaran. Kalau matari, bulan dan 11 bintang bersujud kepada Yusuf tidak dikatakan penyembahan, maka jelas sekali kalau kita mencium tangan guru kita sendiri, juga pasti bukan penyembahan.

Gerakan boleh mirip dan sama, tapi kita tidak bisa main hakim sendiri dan memvonis bahwa sebuah gerakan itu, kalau mirip dengan kemusyrikan, berarti juga musyrik.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

MENUNDUKKAN HAWA NAFSU (JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU)

A’udzubillaahi minasy syaithaanir rajiim.
Bismillahirrahmanir rahiim.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara dan Adik-adikku yang insya Allah dirahmati dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ketahuilah bahwa, setiap orang Islam, setiap orang Muslim, Muslimat, Mukminin, Mukminat, setiap orang yang beriman, itu bersaudara. Maka dari itu alangkah baiknya sekiranya sesama Umat Mahammad s.a.w. saling nasihat menasihati supaya Menta’ati ajaran Allah dan Rasul-Nya, Menta’ati segala Ketentuan-ketentuan -Nya dan saling menasihati supaya menta’ati kebenaran, dan nasihat menasihati supaya berbuat kesabaran.

(26)-HORMAT- HORMATILAH TAMU.
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Lut, beserta pengikut-pengikutny a. Ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu".Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Lut) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Lut) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.Lut berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". Al Hijr (15): 61 s/d
69

(27)-IRI-DENGKI; IRI-HATI; TEMPATNYA DINERAKA JAHANAM
Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahanam yang menyala-nyala apinya. Qs.4: 55

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, jangan iri-dengki. Qs.49:10

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Qs.49:10

Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hindarilah prasangka, karena prasangka itu berita yang paling bohong. Jangan saling mencari-cari keburukkan orang. Jangan saling mengorek rahasia orang dan saling menyaingi. Jangan saling mendengki. Jangan saling marah dan jangan saling tak acuh. Tetapi jadilah kamu semua bersaudara sebagai hamba-hamba Allah. (Hadis Shahih Imam Muslim (HSM). No. 2191)

Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Janganlah kamu saling menjauhi (tidak bersapaan). Janganlah saling tak acuh. Jangan saling mencari-cari cela masing-masing. Dan jangan sebagiang kamu menawar barang yang sedang ditawar orang lain. Tetapi jadilah kamu semua bersaudara selaku hamba-hamba Allah”. HSM No..2192

Dari Abi Hurairah r.a. Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah s.a.w.: “Hendaklah kamu berjauh diri dari dengki, karena dengki itu memakan kebajikan-kebajikan sebagaimana api memakan kayu”. Dikeluarkan dia oleh Abu Dawud. Hadis Bulughul Marom (HBM) No. 1507

Doa orang mukmin kepada saudaranya. Qs.14:41 dan Qs.59:10 sbb

Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". Qs.14:41

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".Qs. Al Hasy, surat ke 59, ayat: 10

(27A)-Iri boleh hanya untuk dua perkara:
(1)- Iri kepada orang kaya, yang hartanya didapat dengan cara usaha menurut ajaran Allah dan Rasul-Nya (yang halal cara mendapatkannya) dan hartanya diperuntukkan, dibelanjakan, dinafkahkan, disedekahkan, dizakati sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya (Al Qur’an dan Hadis). Dibelanjakan ke jalan Allah.

(2)- Iri kepada orang pandai, orang berilmu, yang ilmunya bermanfaat bagi orang banyak, yang sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya (Al Qur’an dan Hadis) dan dirasakan ilmunya itu bermanfaat bagi orang lain.

Orang-orang yang suka berbuat iri-dengki, itu perbuatan yang amat sangat tidak terpuji, oleh Allah SWT ditempatkan di Neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya.

Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahanam yang menyala-nyala apinya. Qs.4:55

“Iri-dengki itu memakan kebajikan-kebajikan sebagaimana api memakan kayu”. Jadi iri-dengki itu akan membakar amal-amal saleh kita, akan menghabiskan amal saleh kita, maka dari itu marilah kita saling menjauhkan yang sejauh-jauhnya dari hati kita sifat iri-dengki.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang muslim, muslimat, mukmin, mukminat itu adalah bersaudara, kita harus saling tolong-menolong didalam berbuat kebajikan, saling mendoakan yang baik kepada sesama umat Islam dan semoga kita dijauhkan dari kedengkian di hati kami.

(27B)-Iri Hati- Karena iri hati, saudara kandungnya dibunuh.
Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". Qs.5: 27

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Qs.An Nisaa’ (4): 32

(28)-JANJI- TIDAK MENEPATI JANJI, INGKAR JANJI
Al Qur’an, Surat An Nahl, Surat ke 16, ayat No. 91 sbb

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Qs.Al Nahl (16): 91

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.Qs.Al Nahl (16): 91

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). Qs.Al Ahzab (33):23

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Qs.9: 75,76,77

(28A)-JANJI- WAJIB MEMENUHI JANJI, NAZAR DAN SUMPAH
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. Qs.Al Israa’, surat ke 17, ayat 34.

Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. Qs.2: 224, 225

Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah: dan bagimu azab yang besar. Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit, sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Qs.An Nahl (16): 94,95

Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. Qs.48: 10

Apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat lalim tidak ada seorang penolong pun baginya. Qs.2:270

Dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). Qs.22:29

Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.Qs. 76:7

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Qs..2: 177

Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan yang mengamalkannya.
Semoga Allah SWT selalu memberi petunjuk dan hidayah-Nya,
kepada saya sekeluarga,dan para pembaca semua, amin.

Subhaanaka-allaahum ma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta,
Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wassalamualaikum wr. wb.
Sukarman.


dikutip dari syiar islam .com

Mengajarkan Hadist Dhaif, Berdosakah ?.

http://www.warnaisl am.com/syariah/ hadis/2008/ 10/28/36060/ Mengajarkan_ Hadist_Dhaif_ Berdosakah. htm


Pertanyaan :
Assalamu'alaikum. Afwan ustadz, ana mau tanya bagaimana menentukan keshahihan perawi mengapa bisa ada perbedaan ?. Misalnya ada hadits di Shahih Bukhari dianggap tidak shahih pada Shahih Muslim atau tidak shahih setelah di-takhrij oleh Syaikh Nashiruddin Albani. Ana juga mau tanya apa yang dimaksud dengan mudallis ?, karena ana pernah dengar bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hasan Al- Basri tidak shahih karena beliau mudallis. Jazakallah khairan katsiran. wassalamu'alaikum.

Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ukuran umum keshahihan suatu hadits adalah bila perawinya memenuhi dua sifat utama, yaitu 'adil dan dhabith. Tapi mengapa kok Imam Bukhari dan Imam Muslim masih juga berbeda pendapat tentang keshahihan suatu hadits, maka penjelasannya demikian.

1. Sebab Pertama :

Masalah 'adil dan dhabith sendiri, meski istilah yang mereka gunakan itu sama, namun breakdown dan detail-detail kriteria yang mereka tetapkan ternyata berbeda.

Kriteria 'adil yang ditetapkan oleh Al-Imam Al-Bukhari misalnya, dari segi detailnya masih menyisakan perbedaan dengan detail kriteria yang ditetapkan oleh Al-Imam Muslim. Begitu juga dengan imam-imam yang lainnya, seperti Ibnu Hibban, Al-Hakim, At-Tirmizy dan lainnya. Padahal jumlah muhaddits seperti mereka cukup banyak, tidak terbatas hanya pada mereka saja.

Kita menemukan ada muhaddits tertentu yang punya kriteria sangat ketat. Sehingga yang tadinya dia punya 50.000-an hadits, setelah di-naqd (kriitik hadits) dan dilakukan screening ketat, begitu banyak hadits yang berguguran tidak masuk kriteria shahih yang telah ditetapkanny sendiri. Hasilnya tinggal 5.000-an hadits saja, itupun ternyata diulang-ulang di lain bab. Kalau dihitung perbutir haditsnya, tinggal 2.000-an saja.

Tapi ada juga yang agak longgar dan toleran. Sehingga hadits yang oleh muhaddits di atas dianggap tidak memenuhi kriteria shahih, oleh kalangan ini masih bisa masuk ke dalam hadits shahih. Maka jumlah hadits shahih menurut muhaddits ini jauh lebih banyak ketimbang cuma 2000-an saja.

Dan di antara kedua kubu ekstrem itu, masih menyisakan banyak ruang untuk perbedaan standar kriteria.

Itu saja, sudah sangat menggambarkan kepada kita bahwa sangat wajar bila standar keshahihan seorang muhaddits bisa saja berbeda dengan standar keshahihan muhaddits lainnya.

2. Sebab Kedua :

Selain berbeda detail standari kriteria 'adil dan dhabith, juga sangat mungkin terjadi perbedaan dalam penerapannya. Anggaplah misalnya, dua orang muhaddits punya istilah dan detail kriteria yang sama persis 100%.

Tapi ketika muhaddits A menyelidiki seorang perawi dari segala sisinya, bisa saja dia memberi nilai 8 untuknya. Lalu di lain waktu dan lain kesempatan, orang yang dinilai oeh perawi A mendapat nilai 8 itu dinilai lagi oleh muhaddits B. Saat itu, berdasarkan pengamatan dan data yang didapat oleh muhaddits B, ternyata nilai yang didapat untuk perawi itu 9, lebih tinggi sedikit dari nilai versi muhaddits A.

Maka hal seperti ini pun juga merupakan faktor yang bisa membuat penilaian derajat keshahihan suatu hadits menjadi berbeda, sesuai penilaian masing-masing muhaddits.

3. Sebab Ketiga :

Sebab lainnya adalah bahwa tidak setiap muhaddits menemukan hadits yang sama jumlahnya. Kalau sudah menemukan, bisa jadi dia belum sempat melakukan penyelidikan sampai batas yang sempurna. Sehingga kita temukan suatu hadits yang oleh muhadits lain dianggap shahih, dianggap shahih dalam kitabnya.

Contoh yang paling mudah adalah kitab Al-Mustadrak karya Al-Hakim. Imam Al-Hakim banyak menshahihkan hadits dengan standar detail kriteria yang digunakan oleh Al-Bukhari. Namun hadits yang beliau shahihkan itu, justru tidak terdapat dalam kitab shahih Bukhari.

Padahal dari segi kriteria, keshahihannya sudah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Al-Bukhari. Hadits yang begini sering kita dengar dengan sebutan, "shahhahahu al-hakim 'ala syarthil-bukhari. "

Hadits ini tidak bisa disebut sebagai shahih oleh Bukhari, tetapi benar bia dikatakan shahih sesuai dengan standar (syarat) yang ditetapkan oleh Bukhari. Namun Imam Bukhari sendiri tidak pernah menshahihkannya.


Makna Mudallas dan Mudallis :

Mudallas adalah hadits yang disembunyikan cacatnya. Maksudnya, hadits yang diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Maka hadits mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

Sedangkan istilah mudallis adalah untuk orang yang melakukan trik ini.

Ada tiga macam jenis hadits mudallas, yaitu mudallas isnad, mudallas syuyukh dan mudallas taswiyah.

a. Mudallas Isnad :

Misalnya seorang muhaddits menyembunyikan nama gurunya yang merupakan satu di antara perawi dalam rangkaian sanad, lalu langsung menyebutkan perawi yang lebih atas dari gurunya. Namun adanya lompatan jalur periwatan ini disembunyikan sedemikian rupa, bahkan dengan tetap memakai ungkapan yang memberikan pengertian kepada si pendengar bahwa hal itu dinukilnya secara langsung.

Misalnya, suatu hadit diriwayatkan oleh A dari B dari C dan dari D. A tahu bahwa gurunya, B adalah perawi yang lemah. Bila dicantumkan dalam hadits yang diriwayatkannya, pastilah hadits itu tidak akan diterima orang lain. Maka A menyembunyikan keberadaan B dan langsung mengatakan bahwa dia mendengar dari C. Padahal A tidak pernah bertemu atau meriwayatkan langsung dari C. Meski A tahu bahwa C itu 'adil dan dhabith, namun karena A tidak pernah mendengar langsung dari C kecuali lewat B, maka A berbohong dan mengaku mendengar langsung dari C dan menghapus B dari daftar perawinya.

b. Mudallas Syuyukh :

Trik lainnya untuk mengelabuhi adalah dengan tidak menghilangkan nama gurunya, tetapi gurunya itu digambarkan dengan sifat yang tidak dikenal oleh umumya kalangan ahli hadits.

Misalnya, A tetap mengatakan bahwa dia meriwayatkan hadits dari B dan dari C dan dari D. Karena A tahu bahwa B itu perawi yang lemah dan kalau disebutkan secara jelas identitas B akan membuat hadits itu jadi lemah, maka A tidak secara tegas menyebutkan identitas B dengan nama yang sudah dikenal kalangan ahli hadits. Misalnya A menyebut nama julukan lain yang sebenarnya mengacu kepada B, tapi orang lain tidak tahu bahwa yang dimaksud oleh A dengan julukan itu sebenarnya adalah B.

c. Mudallas Taswiyah :

Trik ini adalah menggugurkan seorang perawi dha'if di antara dua orang perawi yang tsiqah.


Al-Hasan Al-Bashri Mudallas ?.

Sedangkan masalah Al-Hasan Al-Bashri yang dianggap mudallas oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar, memang telah terjadi polemik besar di kalangan ulama hadits.

Namun mudallasnya Al-Hasan Al-Bashri tidak bisa disamakan dengan mudallas umumnya. Sebab beliau termasuk min kibarit-tabi' in, yaitu tabi'in yang senior. Sebagian orang meriwayatkan bahwa beliau sempat bertemu dengan Umar bin Al-Khattab dan mendengar khutbahnya.

Adapun 'an'anah yang disebutkan oleh beliau, memang benar. Maksudnya, Al-Hasan Al-Basri memang melakukan tadlis bila dilihat secara zahir definisi tadlis, tapi sebenarnya bukan termasuk tadlis yang parah atau fatal. Boleh dibilang tadlis khofiy. Hal itu karena beberapa alasan :


Al-Hasan Al-Basri boleh jadi tidak bertemu langsung dengan Abi Bakrah yang shahabi itu. Dan memang beliau tidak menyebut riwayatnya dengan sami'tu atau haddatsana. Namun beliau mendapatkan ijazah dari shahabat nabi itu berupa hadits dalam bentuk tulisan. Sehingga masih termasuk tahammul hadits menurut para ahli hadits.
Yang beliau tadlis adalah perawi yang hidup sezaman dengan shahabat nabi. Mereka hidup sezaman dan sangat mungkin bertemu langsung.
Kalau seandainya apa yang dilakukan oleh Al-Hasan itu adalah penipuan, seharusnya Al-Bukhari tidak memasukkannya ke dalam kita shahihnya. Tapi kita tahu bahwa di dalam shahih Bukhari ada beberapa hadits yang mu'an'an, tapi tetap dianggap shahih dan sanadnya bersambung.
Di dalam lain riwayat, Al-Hasan juga pernah menyebut dengan sami'tu atau haddatsana dari Abi Bakrah. Dan sekali saja beliau menyebutnya, maka meski pada hadits lain tidak menyebutkan lafadz itu dan hanya mu'an'an saja, tetapi secara sanad tetap masih dianggap sanadnya bersambung.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

dikutip dari syiar Islam

Selasa, 25 November 2008

cerita pemakai jilbab di negara mayoritas nonmuslim

Sangat pilu! Itulah perasaan seorang gadis Muslimah yang bernama Winie
Dwi Mandella, petugas medis di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat. Betapa
tidak, di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini ia mendapatkan
perlakuan yang sangat tidak adil; dipecat dari rumah sakit tempat
kerjanya hanya karena mengenakan jilbab/kerudung.

Kisah malang yang menimpa Winie semakin menambah panjang kasus-kasus
serupa di tempat lain dan institusi yang berbeda. Puluhan tahun silam,
Januari 1983, misalnya, SMAN 68 Jakarta Pusat pernah melarang salah
seorang siswinya mengikuti pelajaran karena mengenakan jilbab. Ia
dianggap tidak mematuhi aturan seragam sekolah. Hal serupa terjadi di
SMAN 33 Jakarta.

Masih ingat dengan kasus pemecatan Hadis dan Dewi? Mereka adalah dua
mahasiswi Akper Muhammadiyah Banjarmasin yang dikeluarkan lantaran
tidak menaati aturan berpakaian yang ditetapkan oleh institusi
tempatnya belajar. Keduanya dikeluarkan hanya karena mengenakan jilbab
yang mereka yakini lebih sempurna. Ini terjadi pada tahun 2003.

Setahun lalu (2007), di Jawa Timur, juga ada larangan berjilbab bagi
peserta seleksi calon anggota Paskibraka di Kabupaten Kediri. Di
Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta memperketat
aturan berjilbab bagi para mahasiswinya. Di Bandung, juga terjadi
pelarangan jilbab bagi perawat di Rumah Sakit Kebonjati.

Sebetulnya, masih banyak kasus serupa di banyak tempat lain di
Indonesia, yang mungkin sebagiannya tidak terungkap oleh media secara
nasional. Jelas, ini ironis sekali. Pasalnya, Indonesia bukan seperti
negara-negara Barat yang jelas-jelas kufur. Indonesia mengklaim bukan
negara sekular. Bahkan tertuang dalam UUD 1945, pasal 29: Negara
memberikan jaminan kebebasan bagi warga negaranya untuk menjalankan
kehidupan beragamanya.

Muslimah di belahan dunia lain juga tidak kalah pilunya. Mereka
mendapatkan perlakuan tidak adil dan biadab. Turki, misalnya, yang
mayoritas penduduknya Muslim dan pernah menjadi pusat pemerintahan
Islam selama berabad-abad lamanya, melarang mahasiswanya untuk
mengenakan jilbab ke kampus. Demi mempertahankan jilbabnya, banyak
gadis berjilbab yang akhirnya putus sekolah dan lebih memilih tinggal
di rumah daripada pergi ke kampus dengan rambut terurai.

Di Jerman, wilayah larangan berjilbab semakin meluas. Dari 16 negara
bagian, 8 negara bagian telah memberlakukan larangan tersebut.
Dikatakan, larangan berjilbab diadakan untuk menghindari seseorang
dari pengaruh. Tidak jelas pengaruh apa yang dimaksud.

Di Prancis, Presiden Jacques Chirac telah memberlakukan undang-undang
yang juga melarang penggunaan jilbab bagi Muslimah.

Di Belanda, Maret 2006, Geert Wilders yang merupakan salah seorang
anggota parlemen sayap kanan menggelindingkan bola liar dengan
mengusulkan larangan mengenakan burqa (termasuk juga jilbab). Ia
mengatakan bahwa burqa akan menjadi musuh kaum perempuan. Apa yang
dilontarkan oleh Wilders berbuntut pada munculnya peraturan yang
melarang pemakaian burqa secara nasional di seluruh wilayah Belanda
pada Desember 2006.

Di Inggris, November 2004, jilbab juga kembali dilecehkan. Saat ini
dilontarkan oleh institusi tertinggi kedua dalam Keuskupan Inggris.
Pernyataan itu berasal dari Uskup York, John Sentanu, dalam sebuah
wawancara dengan surat kabar British Daily Mail. Ia menyatakan bahwa
jilbab tidak sesuai dengan norma-norma kesopanan.
Larangan berjilbab juga diberlakukan di Swedia dan Belgia.

Di Spanyol jilbab dituduh sebagai simbol penindasan terhadap kaum
perempuan. Padahal Spanyol telah mengakui Islam berdasarkan
undang-undang kebebasan beragamanya yang disahkan pada Juli 1967.

Di Nigeria jilbab di sekolah serta penggunaan celana panjang dan peci
untuk laki-laki juga dilarang.

Bahkan di negara Timur Tengah seperti Tunisia pun terjadi hal yang
sama. Saat kepemimpinan Presiden Tunisia Habib Bouruiba, tahun 1981
Tunisia meratifikasi UU nomor 108 yang melarang wanita Muslimah di
Tunisia mengenakan jilbab di lembaga-lembaga pemerintahan. Puncaknya,
Pemerintah Tunisia bahkan `mengharamkan' wanita berjilbab `masuk' dan
dirawat di rumah sakit negara. Lebih `biadab' lagi, pemerintah telah
melarang ibu-ibu hamil melahirkan anaknya di rumah sakit negara
lantaran berjilbab. Bahkan saking kalapnya dalam aksi pemberangusan
jilbab, pada September 2006, pemerintah Tunisia menggelar sebuah
operasi pengamanan dengan mengobrak-abrik berbagai toko yang di
dalamnya menjual boneka berjilbab, `Fulla'.

Inilah potret Muslimah yang selalu menjadi korban pertama dan utama
dalam setiap penerapan sekularisme radikal. Mereka juga sekaligus
korban dari apa yang disebut dengan `Islamophobia' (ketakutan dan
kebencian terhadap Islam).
Pejuang HAM Diam, Penguasa Tak Peduli

Dalam banyak kasus larangan jilbab, berbagai LSM/kelompok- kelompok
pejuang HAM lebih banyak diam. Kemana pula para pegiat isu gender?
Bukankah para Muslimah juga perempuan yang harus diperjuangkan hak
publiknya? Mungkin karena kasus larangan jilbab justru menguntungkan
mereka. Pasalnya, selama ini mereka bekerja seolah untuk sebuah
`proyek': menyudutkan Islam dan kaum Muslim. Saat Islam dan kaum
Muslim sedang tersudut, mereka diam. Ketika ada peluang untuk
menyudutkan Islam dan kaum Muslim, dengan cepat mereka bereaksi.
Contohnya dalam kasus poligami Aa Gym beberapa waktu lalu atau
pernikahan Syekh Puji-Ulfa baru-baru ini.

Di sisi lain, penguasa pun seolah tidak peduli terhadap kasus-kasus
sensitif yang menimpa umat Islam, termasuk kaum Muslimah, khususnya
dalam kasus larangan jilbab. Padahal, bandingkan dengan dulu saat umat
Islam berada dalam naungan Kekhilafahan Islam dan penerapan syariah
Islam, serta dipimpin oleh para khalifah yang adil dan amanah. Pada
masa Khalifah al-Mu'tashim Billah, misalnya, pernah seorang Muslimah
berteriak, "Wahai al-Mu'tasim! Di manakah engkau?!" Muslimah itu
ditawan oleh Kerajaan Romawi di Malta. Di sana ia dilecehkan
kehormatannya sekaligus diperlakukan dengan sangat buruk. Meski ia
sangat jauh di Malta, beritanya telah tersebar dari orang ke orang
hingga sampai juga kepada Khalifah.

Dengan cepat Khalifah al-Mu'tashim bereaksi. Tidak tanggung-tanggung.
Ia lalu mengumandangankan jihad terhadap Kerajaan Romawi. Secepat
kilat, Khalifah al-Mu'tashim berikut puluhan ribu bala-tentara kaum
Muslim bergerak menuju kota Ammuriyah di Romawi, untuk kemudian
menaklukan Kerajaan Romawi saat itu juga. Demikianlah, hanya demi
melindungi seorang Muslimah, Khalifah tak segan-segan mengumandangkan
perang jihad melawan siapa saja yang melecehkan Islam dan kaum Muslim.

Bagaimana dengan nasib ribuan—bukan hanya seorang—Muslimah pada hari
ini yang bernasib buruk? Mereka bukan saja dilarang berjilbab, bahkan
sebagiannya dilecehkan kehormatannya dan diperkosa oleh orang-orang
kafir, sebagaimana telah banyak terjadi di Palestina, Irak dan
Afganistan. Tak ada satu pun penguasa Muslim yang tersentuh kemudian
tergerak untuk melindungi mereka.
Islamophobia Vs Keagungan Islam

Berbagai kasus pelarangan jilbab di Indonesia maupun di luar negeri,
khususnya di negara-negara Barat, boleh dikatakan merupakan wujud dari
masih bercokolnya sikap Islamophobia (ketakutan dan kebencian terhadap
Islam), baik di kalangan umat Islam sendiri maupun kalangan non-Muslim.

Tentu aneh jika ada kalangan Islam yang malah phobi (takut) terhadap
Islam. Adanya ketakutan dan kebencian kaum kafir terhadap Islam juga
tak kalah anehnya. Pasalnya, sepanjang sejarah, saat umat Islam
menjadi pemimpin dan syariah Islam diterapkan, Islam adalah agama yang
senantiasa menjamin keamanan, keselamatan dan kebebasan kaum minoritas
non-Muslim dalam beribadah sesuai dengan keyakinan mereka. Ini sudah
berlaku sejak masa Rasulullah saw. dan tetap dilaksanakan oleh para
khalifah sepeninggal Beliau. Kebijakan yang begitu ramah terhadap
non-Muslim ini terus berlangsung selama berabad-abad lamanya sepanjang
sejarah Kekhilafahan Islam.

Karen Amstrong dalam bukunya, Holy War, menggambarkan saat-saat
penyerahan kunci Baitul Maqdis kepada Khalifah Umar bin al-Khathathab
kira-kira sebagai berikut, "Pada tahun 637 M, Umar bin Khaththab
memasuki Yerusalem dengan dikawal oleh Uskup Yunani Sofronius. Sang
Khalifah meminta agar ia segara dibawa ke Haram asy-Syarif dan di sana
ia berlutut berdoa di tempat Nabi Muhammad saw. melakukan perjalanan
malamnya. Sang Uskup memandang Umar penuh dengan ketakutan. Ia
berpikir, ini adalah hari penaklukan yang akan dipenuhi oleh kengerian
yang pernah diramalkan oleh Nabi Daniel. Pastilah, Umar adalah sang
Anti Kristus yang akan melakukan pembantaian dan menandai datangnya
Hari Kiamat. Namun, kekhawatiran Sofronius sama sekali tidak terbukti."

Setelah itu, penduduk Palestina hidup damai dan tenteram; tidak ada
permusuhan dan pertikaian meskipun mereka menganut tiga agama besar
yang berbeda: Islam, Kristen, dan Yahudi.

Apa yang dilakukan Khalifah Umar ra. jauh berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh tentara Salib pada tahun 1099 M. Ketika mereka berhasil
menaklukkan Palestina, kengerian, teror, dan pembantaian disebarkan
hampir ke seluruh kota. Selama dua hari setelah penaklukkan, 40.000
kaum Muslim dibantai. Pasukan Salib berjalan di jalan-jalan Palestina
dengan menyeberangi lautan darah. Keadilan, persatuan, dan perdamaian
tiga penganut agama besar yang diciptakan sejak tahun 1837 oleh
Khalifah Umar ra. hancur berkeping-keping.

Meskipun demikian, ketika Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan
Kota al-Quds pada tahun 1187 M, beliau tidak melakukan balas dendam
dan kebiadaban yang serupa. Karen Armstrong menggambarkan penaklukan
kedua kalinya atas Yerusalem ini sebagai berikut, "Pada tanggal 2
Oktober 1187, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai
penakluk dan selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota
Muslim. Salahuddin menepati janjinya. Ia menaklukkan kota tersebut
menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Ia tidak berdendam
untuk membalas pembantaian tahun 1099…"

Perlakuan Kekhilafahan terakhir, Khilafahan Utsmaniyah, terhadap kaum
non-Muslim dilukiskan sejarahwan Inggris, Arnold J. Toynbee, dalam
bukunya, Preaching of Islam, "Perlakuan terhadap warga Kristen oleh
pemerintahan Ottoman—selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan
Yunani—telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya
tidak dikenal di daratan Eropa…"

Demikianlah, dengan secuil fakta sejarah di atas, jelas tidak
seharusnya orang-orang non-Muslim, apalagi kaum Muslim, tetap mengidap
Islamophobia. Sebab, Islam datang memang untuk menebarkan rahmat bagi
seluruh umat manusia. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:

Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi
seluuruh alam (QS. Al-Anbiya [21]: 107).[]